Friday, June 15, 2012

Surprise Black Forrest

Ternyata kemampuan baking gak cukup ya. Butuh modal nekat dan kemampuan menulis juga. Kenapa? Karena kemampuan menulis tu ternyata sangat diperlukan terutama untuk order yang sifatnya khusus misalnya kue ultah. Seumur hidup saya belum pernah mengerjakan orderan cake karena selama ini selalu gak pede dan takut bantat, jadi gak pernah bikin bahkan untuk diri sendiri atau keluarga. Naah... seminggu terakhir ini adalah moment debut kue-kue bikinan saya di kantor. Kebetulan ada training yang diadakan oleh department saya. Jadi sayalah yang didaulat untuk mencari vendornya. Nekat punya nekat akhirnya saya tangani sendiri dan berhasil memenuhi pesanan selama 3 hari training @ 2 kali coffee break. Saya banyak menyajikan kue yang tidak pernah dihidangkan oleh bakul-bakul langganan kantor, jadilah huebboooohhhh punya, secara pesertanya adalah orang-orang yang cukup berpengaruh. Ujungnya, masuk beberapa orderan brownies klasik (ini primadonanya!!).

Tak disangka masuklah orderan dari seorang teman buat pacarnya yang sekantor dengan saya, si teman ini tadinya juga sekantor tapi sekarang sudah resign dan pindah ke perusahaan lain. Tinggallah sang pacar sendiri. heheheh.... Dari nekat fase satu (kayanya perlu ngirim ke Cerita Centong nih!!!), masuklah saya ke nekat fase 2 yaitu bikin black forrest. Gak terlalu ragu dengan resepnya, secara saya pake resep dari web NCC. Kebetulan order masuk di hari libur, Sabtu sore, tapi bahan bahan kue dah menipis. Larilah saya ke Banjarmasin - saya tinggal di Pelaihari, 1 jam perjalanan naik motor - baby saya yang masih 4 bulan dijaga Bapaknya berbekal ASIP beku. Sampai sana semua tbk sudah tutup. Akhirnya perburuan hanya berbuah butter elle vire dan WCC. Coklat bernsdorf yang dicari gak dapat karena dah kesorean. Padahal tinggal 50gr coklat saja yang tersisa dan masih ada order 1 loyang brownie lagi yang harus dibikin. Alhasil, bernsdorf yang tersisa harus akur dengan coklat VH yang memang selalu terstok di rumah.

Minggu pagi bikin cakenya. Di resep dibilang "bagi dalam 3 loyang 22*22 (cuma punya 2) dan dioven. Nah karena cuma punya hock nomor 3 akhirnya semua bahan ditakar jadi 3 dan dikocok serta dioven satu persatu. Setelah matang, kenapa kok cakenya kering dan mengerut di bagian atasnya?? Sambil bingung, tetap terus ikuti instruksi dan menguaskan sirup ke atas cake. Karena gak pake ceri kaleng so gak ada airnya. Diganti dengan simple syrup. BCnya modified dari resep Mbak Ani Lizarni yang dipost Ci Sherly di blog Dapur Solia (SKM hanya 100cc, mentega putih 200gr, butter 50gr) Creamy dan soft buanget tapi males berdiri karena gula masuk ketika masih terlalu panas - modifikasi sesat$%#.

Singkat kata, kuenya ready. Pada saat harus menulis, setelah dicoba berkali-kali tetap saja gagal. Padahal dah bikin polanya pakai corel untuk dicontek dan ditulis menggunakan DCC tapi gak berhasil juga. Sampai suami ikutan nyobain nulis tapi gak bisa juga. Putus asa, keliling kota malam-malam sampailah ke sebuah toko langganan yang juga jual tart ready stock. Si mbak di toko bilang ada yang bisa nulis di Saiba Cakes, yang ternyata adalah tetangga saya #GUBRAAKKSS# Akhirnya dibawalah kue itu ke tetangga, diboncengin suami, baby ditinggal di rumah sendirian, suami langsung balik ke rumah begitu ngedrop saya. Si Ibu yang nulis cuma minta 3000 perak buat ganti selai blueberry yang dipake nulis. Saya ngotot gak mau, pas saya mau kasih 20ribu eh dia yang nggak mau, akhirnya sepakat di 10ribu dan pesan "kalau ikam ada pesanan lagi, bawa sini 'ja, kaina kutulisakan. Ikam bisa bewadai tapi kada bisa menulis rugi banar. Kesini 'ja kaina kulajari menulis" Yang artinya kira-kira, kalo ada pesanan lagi beliau yang akan menuliskan kuenya, kalau bisa bikin kue tapi gak bisa nulis tuh rugi, nanti kamu kesini lagi, belajar nulis ya. Sambil malu, saya bilang terimakasih banyak ke beliau. hiihihih..... Hasilnya, surprise cake berhasil dibawa ke kantor. Tekstur kuenya menjadi lembut dan moist karena simple syrup, tapi rasa coklatnya cenderung pahit karena terlalu kuat. Saya menambahkan pasta coklat hamer, mungkin ini penyebabnya. *Another modifikasi yang sesat*. Aduuuhhh, bersyukur banget punya suami yang suabar, punya tetangga bakul kue dan punya milis yang cuanggih jadi segala bentuk kenekatan saya terdukung. Selanjutnya, tak kan menyerah untuk terus bereksplorasi di dunia berbakingan dan perbakulan. Terimakasih banyak buat semuanyaaahhhh.....

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah singgah. Jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Thank you for reading. Please leave a comment.