Tuesday, September 1, 2015

One That We (I) Can't Live Without

Belakangan marak tulisan yang beredar khususnya tentang gaya hidup yang menyerukan berbagai hal. Mulai dari himbauan anti rokok, anti junk food, anti hutang bahkan sampai anti miskin. Anti-anti yang lain termasuk anti nonton TV yang konon dikatakan oleh banyak 'ahli' sebagai perusak generasi nomor satu.

Banyak di antara anti-anti itu yang telah berhasil saya praktekkan, atau saat ini sedang saya usahakan untuk terwujud. Namun satu hal yang sepertinya saya tak mampu meninggalkannya yaitu the all mighty INTERNET. Hayoooo pada ngaku, siapa yang mampu lawan internet? Bisakah hidup kita jauh dari internet dan segala hal yang berkaitan dengannya?

Internet atau interconnection networking bahasa Indonesianya kurang lebih jaringan antar koneksi atau antar hubungan. Jaringan komputer  yang saling terhubung inilah yang kita kenal sebagai internet. Silakan browsing link-link tersebut ya.

Sebenarnya saya bukan ingin membahas internet, alih-alih saya hanya ingin berbagi apa-apa saya yang selalu saya lakukan selama ini di jaringan maha sakti ini. Saya mengenalnya sejak masih belia, akrabnya saya dengan MTV dan saluran televisi luar sejenis yang saat itu ditangkap lewat parabola yang dipasang oleh bapak di rumah. Internet yang saat itu masih diakses dengan dial up saya kenal bersamaan dengan telex dan fax yang biasa dipergunakan untuk mengirim berita (bapak saya jurnalis, menggunakan fasilitas tersebut untuk mengirim berita). VSat adalah istilah canggih selanjutnya yang saya kenal setelah magang di sebuah kantor berita pada akhir masa kuliah saya - sama juga, dipergunakan untuk mengirim berita real time. Setelah bekerja di sebuah perusahaan tambang di pinggiran Kalimantan Selatan, VSat ini dipergunakan untuk sambungan telepon, intranet dan lagi-lagi internet.

Sepanjang saya hidup, setelah kuliah saya mulai dekat dan akhirnya bersahabat dengan salah seorang teman sekelas saya. Dialah yang awalnya membawa MIRC ke dalam hidup saya. Fasilitas ngobrol atau chat room yang satu ini rada jadul, dengan tampilan layar hitam pekat dan tulisan yang bisa diganti-ganti warnanya. Dari situ saya dapat banyak teman, meskipun tidak ada yang sampai bertahan lama. Masih tentang chatting, ada YM atau Yahoo Messenger yang ini masih  saya gunakan sampai sekarang.

Saya sempat pula bekerja sebagai content contributor dan editor untuk sebuah web komunitas. band1t.com namanya. Saat saya masih bergabung di dalamnya, web ini sempat booming di Jogja, dan menjadi komunitas online yang cukup dikenal bahkan bekerjasama dengan sebuah radio. Slot siaran mingguan ini biasa menghadirkan tamu band lokal, music chart, highlight liputan yang tayang di webnya dan sebagainya. Bergabungnya saya dengan web ini membuat saya masuk ke dunia lain, dunia kreatif dan hiburan di Jogja. Iyalah, wong yang punya konon Mas Sabrang Letto. Sekarang band1t sepertinya sudah tidak ada lagi, kecuali web lain yang masih dalam satu keluarga yaitu www.padhangmbulan.com maupun www.caknun.com. Sungguh suatu kehormatan bisa mengenal dan menjadi bagian kecil dari komunitas sebesar itu.

Ini dia profil Cookpad saya

Kembali ke dunia nyata, hari ini saya menggunakan internet mostly untuk mencari inspirasi (baca : nyontek resep masakan & kue orang *tutupmukapakewajan). Selain itu juga untuk nyampah di blog berbagi inspirasi. Diantaranya saya bergabung dengan beberapa medsos, karena sekarang suka masak dan bikin kue, ya medsos cooking lah ya yang disatronin. Disamping itu, saya juga join milis bakul kue alias culinary entrepreneur paling hot se Indonesia yaitu NCC alias Natural Cooking Club.
Kering Kentang Yang Termasyur

Selain di dua tempat itu, saya juga punya lapak di tokopedia. Mari-mari pada belanja di lapak saya.... >_<

Awal saya buka lapak di sana sempat shock, karena saat say browsing ternyata salah satu foto hasil karya saya mejeng di lapak orang lain alias dipinjam tanpa ijin. Jujur sampai saat ini saya masih tidak memahami perasaan saya yang terdalam, jjiiaaahh!!! Apakah saya harus sedih dan marah karena penggunaan tanpa ijin ini ataukah saya harus hepi karena foto asal saya yang super plain itu ditaksir dan ditempel di lapak orang lain. Sempat saya share ini ke milis NCC, dan satu respon yang diberikan oleh seorang anggota, yang juga menyuarakan pikiran saya, bahwa semakin plain (sederhana) fotonya, maka semakin tampak homemade lah produk itu. Hahahahahha. Pelajarannya, jangan malas kasih watermark ya!!!

Not to mention blog ini, dapurnaila.blogspot.com yang meski nampak sepi dari komen dan kunjungan tapi ternyata telah berhasil membuat saya punya pelanggan dari beberapa propinsi di luar Kalsel. Semoga nanti blog ini semakin guyub  dan pelanggan saya semakin banyak. Amiiiinnn.... 
 
Dalam perjalanan saya, banyak juga ternyata pengguna internet yang berbagi hal baik (jauuh lebih baik daripada yang saya bagi). Sering saya berkunjung ke blog milik Mbak Endang yang solusi krimcis homemadenya menyelamatkan hidup saya.-semoga menjadi jariyah. Mbak Endang menuangkan di tulisan dan karya yang menurut saya ramah sekali bagi yang tidak pintar memasak seperti saya. Kecerdasan beliau menyajikan tulisan dan step yang rinci membuat resep yang ribet sekalipun jadi terkesan mudah untuk diwujudkan. Satu lagi, beliau juga interaktif, komen yang muncul direspon dengan manis dan friendly.

Endang Indriani - Homemade Creamcheese
Gak ada yang jual krimcis? Bikin sendiri aja.

Juga ada Ibu Azlita Aziz yang humble dan telateeeeen banget bikin deco kue cantik namun sekaligus gak pelit ilmu. Karya saya tentunya gak sebanding dengan Ibu Azlita. Meski demikian, tetap saja ilmu yang dibagikan sangat berguna buat awam macam saya ini. Semoga ilmu yang dibagikan menjadi amal jariyah. 

Azlita Aziz - korean-flower-buttercream.html
Kebayang gak bikin kue canteeek macam ini...??

Untuk  Korean Food, saya suka berkunjung ke Maangchi. Beberapa resepnya sudah saya praktekkan. Terutama si Yangnyeom Tongdak ini. Sedaaaaaap....

Yangnyeom Tongdak karya Maangchi
Dan baaannyak lagi pendekar internet yang sering saya sowan ketika sedang online selain kunjungan wajib ke portal-portal berita dan kapanlagi.com. Hehehhehe....

Lagi-lagi, nampaknya himbauan para pakar untuk menjauhi internet nampak musykil, meski dengan alasan yang medioker yakni mati gaya tanpamu. Jadi, internet ditahbiskan menjadi sesuatu yang tak mungkin saya berpaling darinya. Segala sesuatu tentu ada baik dan buruknya bukan? Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Internet pun begitu, jika kita manfaatkan untuk tujuan baik tentu hasilnya juga baik (atau dalam kasus saya, hasilnya antara 2, kenyang karena berhasil mengeksekusi resep, atau ngiler karena foto-foto masakan menggugah selera).

***